PERDARAHAN NIFAS SEKUNDER


PERDARAHAN NIFAS SEKUNDER

1. PENGERTIAN
1.1. Perdarahan kala nifas sekunder adalah perdarahan yang terjadi setelah 24 jam pertama
1.2. Perdarahan nifas dinamakan sekunder adalah bila terjadi 24 jam atau lebih sesudah persalinan
1.3. Perdarahan nifas sekunder adalah perdarahan yang terjadi setelah lebih 24 jam post partum dan biasanya terjadi pada minggu kedua nifas

2. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB

2.1 Endometritis
2.2 sub involusio
2.3 sisa plasenta
2.4 mioma uteri
2.5 Kelainan uterus
2.6 Inversio uteri
2.7 Pemberian estrogen untuk menekan laktasi

3. GEJALA KLINIS

3.1 Terjadi perdarahan berkepanjangan melampaui patrum pengeluaran lokhea normal
3.2 Terjadi perdarahan yang cukup banyak
3.3 Rasa sakit didaerah uterus
3.4 palpasi : fundus uteri masih dapat diraba lebih besar dari yang seharusnya
3.5 pada VT : didapatkan uterus yang membesar, lunak, dan dari osteum uteri keluar darah


4. PATOFISIOLOGI LATE HPP

4.1 SUB INVOLUSIO


Sub involusio adalah kemacetan atau kelambatan involusio yang disertai pemanjangan periode pengeluaran lokhea dan kadand-kadang oleh perdarahan yang banyak.proses ini dapat diikuti oleh leukhore yang berlangsung lama dan perdarahan uterus yang tidak teratur atau berlebihan. uterus akan teraba lebih besar dan lebih lunak daripada keadaan normalnya. selama periode tertentu puerperium, sebagian besar kasus sub involusi terjadi akibat etiologi setempat ( yang sudah diketahui ) yaitu retensi fragmen plasenta dan infeksi pelvic.


4.2 HEMATOMA NIFAS


Darah dapat mengalir ke dalamjaringan ikat di bawah kulit yang menutupi genitalia eksterna atau di bawah mukosa vagina hingga terbentuk hematoma
PERDARAHAN NIFAS SEKUNDER
1. PENGERTIAN1.1. Perdarahan kala nifas sekunder adalah perdarahan yang terjadi setelah 24 jam pertama1.2. Perdarahan nifas dinamakan sekunder adalah bila terjadi 24 jam atau lebih sesudah persalinan1.3. Perdarahan nifas sekunder adalah perdarahan yang terjadi setelah lebih 24 jam post partum dan biasanya terjadi pada minggu kedua nifas2. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB2.1 Endometritis2.2 sub involusio2.3 sisa plasenta2.4 mioma uteri2.5 Kelainan uterus2.6 Inversio uteri2.7 Pemberian estrogen untuk menekan laktasi3. GEJALA KLINIS3.1 Terjadi perdarahan berkepanjangan melampaui patrum pengeluaran lokhea normal3.2 Terjadi perdarahan yang cukup banyak3.3 Rasa sakit didaerah uterus3.4 palpasi : fundus uteri masih dapat diraba lebih besar dari yang seharusnya3.5 pada VT : didapatkan uterus yang membesar, lunak, dan dari osteum uteri keluar darah4. PATOFISIOLOGI LATE HPP4.1 SUB INVOLUSIOSub involusio adalah kemacetan atau kelambatan involusio yang disertai pemanjangan periode pengeluaran lokhea dan kadand-kadang oleh perdarahan yang banyak.proses ini dapat diikuti oleh leukhore yang berlangsung lama dan perdarahan uterus yang tidak teratur atau berlebihan. uterus akan teraba lebih besar dan lebih lunak daripada keadaan normalnya. selama periode tertentu puerperium, sebagian besar kasus sub involusi terjadi akibat etiologi setempat ( yang sudah diketahui ) yaitu retensi fragmen plasenta dan infeksi pelvic.4.2 HEMATOMA NIFASDarah dapat mengalir ke dalamjaringan ikat di bawah kulit yang menutupi genitalia eksterna atau di bawah mukosa vagina hingga terbentuk hematoma vulva dan vagina keadaan tersebut biasanya terjadi setelah cidera pada pembuluh darah tanpa adanya laserasi jaringan supervisial , dan dapat dijumpai baik pada persalinan spontan maupun denga operasi.kadang-kadang baru terjadi kemudian,dan keadaan ini mungkin disebabkan oleh kebocoran pembuluh darah yang mengalami nekrosis akibat tkana yang lama. Yang lebih jarang terjadi, pembuluh darah yang ruptur terletak diatas vasia pelvik dan keadaan tersebut hematoma akan ter bentuk diatasnya.kadand-kadang oleh perdarahan yang banyak.proses ini dapat diikuti oleh leukhore yang berlangsung lama dan perdarahan uterus yang tidak teratur atau berlebihan. uterus akan teraba lebih besar dan lebih lunak daripada keadaan normalnya. selama periode tertentu puerperium, sebagian besar kasus sub involusi terjadi akibat etiologi setempat ( yang sudah diketahui ) yaitu retensi fragmen plasenta dan infeksi pelvic.dan lebih lunak daripada keadaan normalnya. selama periode tertentu puerperium, sebagian besar kasus sub involusi terjadi akibat etiologi setempat ( yang sudah diketahui ) yaitu retensi fragmen plasenta dan infeksi pelvic.pembuluh darah yang ruptur terletak diatas vasia pelvik dan keadaan tersebut hematoma akan ter bentuk diatasnya.kadand-kadang oleh perdarahan yang banyak.proses ini dapat diikuti oleh leukhore
HEMATOMA VULVA
Khususnya yang terbentuk dengan cepat dapat menyebabkan rasa nyeri mencekam yang sering menjadi keluhan utama. Hematoma dengan ukuran sedang dapat diserap spontan.jarimgam yang melapisi gumpalan hematoma dapat menghilang karena mengalami nekrosis akibat penekanan sehingga terjadi perdarahan yamg banyak proses ini dapat diikuti oleh leukhore yang berlangsung lama dan perdarahan uterus yang tidak teratur atau berlebihan. uterus akan teraba lebih besar dan lebih lunak daripada keadaan normalnya keadaan ini mungkin disebabkan oleh kebocoran pembuluh darah yang mengalami nekrosis akibat tkana yang lama. Yang lebih jarang terjadi, pembuluh darah yang ruptur terletak diatas vasia pelvik dan keadaan tersebut hematoma akan ter bentuk diatasnya. Hematoma vulva mudah didiag nosis dengan adanya rasa nyeri perineum yang hebat dan tumbuh inferksi yang menyeluruh.dengan ukuran yang bervariasi.arimgam yang melapisi gumpalan hematoma dapat menghilang karena mengalami nekrosis akibat penekanan sehingga terjadi perdarahan yamg banyak proses ini dapat diikuti oleh leukhore yang berlangsung lama dan perdarahan uterus yang tidak teratur atau berlebihan. uterus akan teraba lebih besar dan lebih lunak daripada keadaan normalnya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts